Kota Jepara Terkenal Dengan Karya Seni
Self-potrait Facing Death
Contoh karya seni rupa selanjutnya yang bertema hubungan manusia dengan dirinya sendiri adalah lukisan berjudul self-potrait Facing Death karya Pablo Picasso.
Mengutip dari ARTnews, lukisan ini menyampaikan tentang ketakutan, kecemasan, dan sedikit penerimaan atas kematian Picasso yang akan datang.
Diketahui, lukisan tersebut dibuat selama berbulan-bulan dan menjadi lukisan terakhir sebelum Picasso meninggal dunia.
Jepara, Kota Sejarah sekaligus Kota Pusat Kerajinan
Bicara masalah Jepara, tentunya yang akan langsung teringat adalah budaya dan kerajinan seni ukir kayu. Jepara sejak dulu memang dikenal sebagai penghasil kerajinan kayu jati yang ternama. Apalagi, kayu dari Jepara dikenal dengan kualitasnya yang mumpuni.
Tapi, Jepara punya potensi yang jauh lebih banyak dari itu. Lokasinya yang eksotis, berada di daerah semenanjung. Posisinya yang dikelilingi lautan menjadikan Jepara sebagai salah satu destinasi favorit di Jawa Tengah. Apalagi, keindahan alamnya juga eksotis.
Terkait sejarah, Jepara dulunya dikenal dengan kejayaan Kerajaan Kalingga, terutama ketika dipimpin oleh Ratu Shima pada tahun 640 M. Di zaman itu, Kerajaan Hindu yang berpusat di Jepara ini sangat ternama dan disegani kerajaan lainnya.
Sebagai kota dengan kerajinan yang ternama di seantero Nusantara, tentunya jangan Anda lewatkan untuk berbelanja oleh-oleh ketika berkunjung ke daerah yang satu ini. Di daerah ini tidak hanya kerajinan, tapi fashion dan makanan juga akan menjadi hal yang perlu Anda incar.
Pakaian misalnya, yang rata-rata bisa Anda temukan di berbagai industri kreatif di kota ini. Jahitannya rapi, kainnya berkualitas tinggi, sehingga sangat pas untuk menjadi oleh-oleh yang paling berkesan.
Bali sebagai daerah penghasil batik didukung oleh masyarakatnya yang terkenal pandai dalam olah kesenian. Batik Bali sendiri dipercaya merupakan hasil penyebaran batik dari Pulau Jawa, namun memiliki ciri khas tersendiri. Motif Batik Bali terkenal memiliki makna nilai-nilai solidaritsa, seperti Sekar Jagad Bali, Teratai Banji, dan Poleng Biru.
Batik di Papua memiliki ciri khas yang berbeda dengan batik di daerah lain. Perbedaan itu lantaran Batik Papua memiliki motif yang menggambarkan apa yang dimiliki daerah Papua. Salah satu contohnya adalah motif burung Cendrawasih yang hanya ditemui di Papua, dan tidak ditemui di daerah lain. Selai Cendrawasih, Papua juga memiliki motif batik lain seperti Asmat, Sentani, Tifa, hingga Tambal Ukir. Sumber:Kompas.idPekalongakota.go.idJogjaprov.go.id
Shutterstock/Innayah Proses pembuatan batik tulis oleh seorang pengrajin di Kampung Batik Laweyan, Solo.
Kota Solo atau Surakarta sebagai salah satu pusat batik di Indonesia sudah terbangun sejak masa lampau. Diketahui, Solo pernah menjadi pusat Kerajaan Mataram Surakarta, dan dilanjutkan dengan Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Eksistensi Solo sebagai pusat batik di Indonesia tercermin dari banyaknya sentra batik di kota ini. Baca juga: Ingin Tahu Proses Membatik di Kampung Batik Laweyan? Ini Caranya Sentra-sentra batik di Solo antara lain Batik Danar Hadi, Kampung Batik Kauman, Kampung Batik Laweyan, Pasar Klewer, Beteng Trade Center, Pusat Grosir Solo, hingga Lumbung Batik Solo. Di antara sentra batik tersebut, Kampung Batik Laweyan mungkin menjadi yang paling terkenal. Pasalnya, industri batik tulis di Laweyan ini sudah mulai berkembang sejak abad ke-14 Masehi, pada masa Kesultanan Pajang. Pada saat teknik batik cap ditemukan, Kampung Batik Laweyan juga tidak ketinggalan, bahkan melahirkan banyak juragan batik.
Kota Jepara - Surga Kerajinan Tangan dan Inspirasi DIY
Youtube/Ahmad Nazhif Kamil Tangkapan layar lukisan Potret Diri dan Topeng-Topeng Kehidupan karya Affandi KoesoemaLukisan Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan
Tangkapan layar lukisan Potret Diri dan Topeng-Topeng Kehidupan karya Affandi Koesoema
Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan adalah lukisan yang bertemakan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan dilukis oleh seorang pelukis asal Indonesia bernama Affandi Koesoema pada tahun 1961.
Baca juga: Seni Lukis: Pengertian, Teknik dan Alat
Potret Diri & Topeng-Topeng Kehidupan dilukis dengan gaya ekspresionisme.
Menggambarkan diri Affandi sendiri dengan beberapa topeng yang menggambarkan keinginan dan godaan manusiawi yang ada dalam dirinya.
Contoh karya seni rupa Affandi lainnya yang bertema hubungan manusia dengan dirinya sendiri adalah lukisan dengan judul Cangklong.
Cangklong dilukis pada tahun 1975 dengan aliran ekspresionisme. Affandi menggambarkan potret dirinya sendiri dengan dahi yang merah, menandakan ia sedang berpikir dan kalut karena suatu masalah.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Budaya, NOLESA.COM – Jepara, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, dikenal luas sebagai pusat seni ukir kayu yang berkelas dunia.
Dengan julukan “Kota Ukir,” Jepara telah lama menjadi destinasi utama bagi para pecinta seni dan pengrajin kayu dari seluruh dunia dan manca negara.
Seni ukir Jepara tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga menyimpan warisan budaya yang kaya dan sejarah panjang yang mencerminkan kearifan lokal.
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejarah Seni Ukir di Jepara
Sejarah seni ukir di Jepara dapat ditelusuri kembali ke masa Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.
Kala itu, seni ukir mulai berkembang di daerah ini berkat pengaruh dari berbagai kebudayaan, termasuk Tiongkok, India, dan Timur Tengah, yang dibawa oleh para pedagang dan pelancong yang singgah di pelabuhan-pelabuhan Nusantara.
Namun, seni ukir Jepara benar-benar mencapai puncak kejayaannya pada masa Ratu Kalinyamat di abad ke-16.
Ratu Kalinyamat, yang dikenal sebagai pelindung seni dan budaya, mendorong perkembangan seni ukir dengan memberikan dukungan penuh kepada para seniman dan pengrajin.
Keunikan Seni Ukir Jepara
Keunikan seni ukir Jepara terletak pada teknik dan motif yang digunakan. Pengrajin Jepara dikenal dengan keahliannya dalam mengukir berbagai jenis kayu, seperti jati, mahoni, dan trembesi, dengan detail dan presisi.
Motif-motif ukiran Jepara sering kali menggambarkan flora, fauna, dan cerita-cerita rakyat yang sarat dengan nilai-nilai filosofis dan keagamaan.
Salah satu motif yang sangat terkenal adalah “motif gebyok,” yang biasanya digunakan untuk pintu dan jendela rumah tradisional.
Gebyok Jepara terkenal dengan ukiran yang rumit dan indah, menggambarkan pemandangan alam atau adegan-adegan mitologis.
Karya seni ukir Jepara tidak hanya diapresiasi di dalam negeri, tetapi juga telah menembus pasar internasional.
Banyak produk ukiran Jepara yang diekspor ke berbagai negara, mulai dari Eropa, Amerika, hingga Timur Tengah.
Produk-produk ini mencakup berbagai macam barang, mulai dari furnitur, patung, panel dinding, hingga suvenir kecil.
Kualitas dan keindahan ukiran Jepara membuatnya menjadi pilihan utama bagi para kolektor dan pecinta seni di seluruh dunia.
Selain seni ukir, Jepara juga memiliki daya tarik lain yang tidak kalah menarik. Kabupaten ini memiliki kekayaan alam yang melimpah, dengan pantai-pantai yang indah dan pulau-pulau kecil yang eksotis.
Di samping itu, Jepara juga dikenal dengan kerajinan tenun troso, sebuah kerajinan tradisional yang menghasilkan kain tenun dengan motif-motif unik dan warna-warna cerah.
Namun, seni ukir tetap menjadi identitas utama Jepara. Keberhasilan seni ukir Jepara tidak lepas dari peran serta masyarakat lokal yang terus melestarikan dan mengembangkan warisan budaya ini.
Banyak desa di Jepara yang bertransformasi menjadi pusat-pusat produksi ukiran, dengan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pengrajin.
Desa Mulyoharjo dan Desa Tahunan, misalnya, dikenal sebagai sentra ukir kayu yang memproduksi berbagai karya seni berkualitas tinggi.
Pemerintah Kabupaten Jepara juga memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan seni ukir.
Berbagai program dan kebijakan telah diluncurkan untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan para pengrajin, termasuk pelatihan keterampilan, bantuan permodalan, dan promosi produk ke pasar global.
Festival seni ukir dan pameran kerajinan rutin digelar untuk memperkenalkan karya-karya terbaru dan mengapresiasi para pengrajin yang berprestasi.
Jepara, dengan segala keunikan dan kekayaannya, terus membuktikan diri sebagai pusat seni ukir yang tak tertandingi.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, seni ukir Jepara tetap teguh berdiri sebagai simbol kebanggaan budaya dan identitas lokal.
Keindahan dan keahlian yang terkandung dalam setiap ukiran kayu Jepara adalah cerminan dari ketekunan, kreativitas, dan semangat masyarakatnya dalam menjaga warisan leluhur.
Dengan komitmen untuk terus berinovasi dan berkembang, seni ukir Jepara dipastikan akan terus bersinar dan menginspirasi generasi mendatang.
Penulis : Wail Arrifki
Editor : Ahmad Farisi
LIGAPLAY88 - Situs Games Online Dengan Karya Seni Terbaik
Seni adalah suatu karya manusia yang merupakan ungkapan dalam diri dengan melalui bentuk visual, audio, dan juga games online. Karya seni terbaik yang diciptakan oleh ligaplay88 memiliki tujuan serta fungsi untuk memberikan keindahan, kenyamanan dan kegacoran sampai dengan keuntungan yang bisa didapatkan. Berdasarkan informasi dari berbagai artikel dan radio mengatakan bahwa ligaplay website gaming yang sudah mendapatkan banyak penghargaan sehingga sangat direkomendasikan untuk dijadikan tempat bermain yang aman. Salah satu karya seni terbaik dari liga play 88 adalah permainan slot gacor dengan mengangkat tema budaya indonesia.
KOMPAS.com – Seni memiliki tema yang bebas dan tidak dibatasi. Suatu karya seni rupa dapat menampung imajinasi apasaja yang diluapkan senimannya, termasuk hubungannya dengan diri sendiri. Contoh karya seni rupa yang bertema hubungan manusia dengan dirinya adalah sebagai berikut:
Vincent van Gogh merupakan seorang seniman yang menghasilkan lukisan bertema hubungan manusia dengan dirinya sendiri melalui potret diri. Ia kerap melukis dirinya sendiri sebagai bentuk komunikasi dan ekspresi dirinya sendiri.
Salah satu lukisan dirinya yang paling terkenal berjudul potret Vincent van Gogh. Dilansir dari Van Gogh Museum, van Gogh menggambarkan dirinya ketika berusia 19 tahun dengan rambut merah, mata hijau, tulang wajah yang tegas, dan ekspresi yang sedikit kasar.
Pada lukisan tersebut juga van Gogh menggambarkan hubungan dengan dirinya sendiri yang rumit. Di mana ia merasa kesulitan untuk memahami dirinya sendiri dan juga dalam melukis dirinya sendiri.
Van Gogh juga melukis dirinya sendiri setelah ia kehilangan telinganya karena gangguan mental yang dialaminya. Padahal, ia tidak mau membicarakan kejadian tersebut kepada orang lain. Melalui lukisannya, van Gogh mengekspresikan kesehatan mentalnya yang meburuk.
Baca juga: Lukisan Cat Minyak: Pengertian, Teknik, dan Cara Melukisnya