Kenapa Harga Beras Sekarang Mahal

Kenapa Harga Beras Sekarang Mahal

Kenaikan Harga Material Bangunan dan Lainnya

Laman Kompas.com pernah melansir kalau industri properti terkait dengan 185 sub sektor mulai dari semen, lantai, hingga furnitur.

Bayangkan kalau satu harga bahan material naik, maka hitung saja ongkos pembangunan rumah yang tentu ikut terdongkrak.

Biaya tenaga kerja

Menanam kopi yang berkualitas membutuhkan banyak kerja keras. Bahkan yang terjadi di lapangan, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan pemanenan biji kopi yang dilakukan secara manual melibatkan cukup banyak tenaga kerja.

Yang lebih rumit lagi, biji kopi umumnya matang pada tingkat yang berbeda sehingga akan memerlukan pemanenan yang cukup selektif. Maka dari itu, cara ini akhirnya menyebabkan peningkatan biaya tenaga kerja bagi pemiilik kebun.

Selain itu, sebagian besar perkebunan kopi terdapat di daerah tropis yang termasuk dalam wilayah berkembang sehingga perekonomiannya kurang stabil, lho. Negara penghasil kopi terbesar di Asia Tenggara salah satunya adalah Indonesia.

Petani kopi maupun koperasi di negara-negara ini acap menanggung sebagian besar biaya kopi, termasuk tenaga kerja. Bahkan faktanya, kebanyakan pemilik kebun hanya menerima sedikit subsidi pemerintah yang menyebabkan biaya bisnis meningkat.

Rantai pasokan kopi juga sangat panjang sebelum menjadi segelas americano atau latte, lho. Rantai ini membentang dari perkebunan kopi di Afrika, Asia, Amerika Tengah maupun Selatan hingga sampai ke toko kelontong atau kedai kopi di sekitar kita.

Setelah dipanen, biji kopi melewati beberapa proses yang tak mudah, termasuk pencucian, pengeringan, pemilihan kualitas, pengemasan, dan pengiriman. Sebagian besar konsumen berada di negara-negara Barat, sehingga biaya logistik bisa sangat tinggi.

Terlebih, biji kopi dikirim melalui beberapa persayatan. Paket yang dikirim harus mematuhi aturan dan tarif yang disesuaikan dengan aturan perdagangan internasional. Pada akhirnya, faktor-faktor inilah yang menaikkan harga rata-rata di kedai kopi.

Baca Juga: 10 Jenis Kopi yang Sering Dijumpai di Coffee Shop Indonesia

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Meski subur di wilayah tropis, tetapi proses pemanenan kopi rentan terhadap perubahan iklim. Bahkan perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu, hama serta penyakit dapat memengaruhi kualitas hasil panen.

Tentunya, perubahan iklim tersebut bisa menyebabkan kelangkaan yang akan berdampak pada kenaikan harga rata-rata biji kopi di pasar global, nih. Sebab, pemilik kebun akhirnya akan mengeluarkan lebih banyak biaya bisni.

Peningkatan biaya bisnis ini dilakukan oleh pemilik kebun untuk memastikan hasil panen  bagus sehingga menghasilkan biji kopi dengan kualitas yang lebih baik. Itulah sebabnya, petani secara terpaksa akan menaikkan harga jual karena situasi ini.

Penyebab beras mahal tapi pendapatan petani rendah

Ahli ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi mengatakan, ada dua faktor yang menyebabkan pendapatan petani di Indonesia tidak sebanding dengan harga jual beras.

Penyebabnya yaitu biaya produksi yang sangat mahal dan rantai distribusi beras yang terlalu panjang.

"Pertama persoalannya biaya produksinya yang mahal dan terus meningkat. Jadi mulai dari pupuk, pestisida sampai bibit itu cenderungnya naik dan mahal," kata dia, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon WhatsApp, Senin (23/9/2024).

Menurut Acuviarta, sering kali barang yang dibutuhkan oleh petani seperti pupuk untuk proses menghasilkan beras tidak tersedia atau langka.

Alhasil, petani harus merogoh kocek cukup dalam untuk mendapat barang tersebut.

"Padahal pemerintah sudah memberikan subsidi pupuk. Nah ini juga perlu dievaluasi dari sisi produksinya," ungkap Acuviarta.

Di sisi lain, kesejahteraan petani juga tidak signifikan. Acuviarta menyampaikan hal itu bisa dilihat dari nilai tukar petani di mana biaya produksi yang ditanggung petani sangat besar.

Belum lagi, petani juga harus mengeluarkan biaya-biaya terkait dengan konsumsi rumah tangga tani yang terus meningkat.

"Biaya produksi yang meningkat itu tidak sebanding dengan pendapatan yang harusnya mengikuti daya beli petani," kata dia.

Pernahkah kalian berpikir mengapa harga segelas latte ataupun espresso saat ini semakin mahal? Padahal, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia pada 2022/2023 yang telah memproduksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong, lho.

Meski Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, tetapi terdapat beberapa faktor yang membuat harga kopi saat ini semakin melambung tinggi, nih. Berikut sederet alasan mengapa harga kopi sangat mahal. Kira-kira kenapa, ya?

Pengaruh El Niño Terhadap Cuaca dan Produksi Kopi

El Niño adalah fenomena alam yang ditandai dengan pemanasan suhu permukaan laut di bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik. Fenomena ini menyebabkan perubahan pola cuaca global yang signifikan, termasuk di negara-negara penghasil kopi seperti Vietnam dan Brasil.

Vietnam adalah salah satu produsen utama kopi robusta dunia. Selama fenomena El Niño, Vietnam sering mengalami kekeringan yang parah. Kekeringan ini mengurangi ketersediaan air untuk irigasi, mengganggu pertumbuhan tanaman kopi, dan pada akhirnya mengurangi hasil panen. Ketika produksi kopi menurun, pasokan di pasar global berkurang, yang menyebabkan kenaikan harga.

Brasil juga merupakan pemain besar dalam produksi kopi robusta. Mirip dengan Vietnam, El Niño membawa perubahan cuaca yang ekstrem ke Brasil, termasuk kekeringan di beberapa wilayah dan hujan lebat di wilayah lain.

Kekeringan dapat merusak tanaman kopi, sementara hujan lebat dapat menyebabkan banjir yang merusak infrastruktur pertanian dan lahan perkebunan. Kedua kondisi ini berkontribusi pada penurunan produksi kopi robusta, yang pada gilirannya mendorong harga naik di pasar internasional.

Peningkatan kualitas

Sudahkah kalian mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk membangun perkebunan kopi? Bercocok tanam kopi bukanlah hal yang main-main karena ini membutuhkan investasi finansial dan temporal yang signifikan.

Sebagai permulaan, petani kopi harus membeli pupuk dan pestisida yang sesuai. Selain itu, mereka juga harus melatih tenaga kerja mereka soal penanaman, pemupukan, penyiangan, hingga pemanenan biji kopi yang selektif.

Tak hanya itu saja, petani juga harus menunggu lebih dari setahun untuk memanen biji kopi. Mereka juga harus mengetahui ketinggian tempat tumbuh, komposisi tanah, dan varietas kopi yang ditanam untuk menghasilkan yang berkualitas.

Video: Warga RI! Ada Bantuan Beras 10 Kg di Januari-Februari 2025

KOMPAS.com - Bank Dunia menyebutkan, harga beras di Indonesia 20 persen lebih mahal dibandingkan harga beras di pasar global.

Harga beras di Indonesia juga disebut-sebut konsisten paling mahal di kawasan ASEAN.

Ironisnya, pendapatan rata-rata petani lokal justru dinilai tidak sebanding dengan melonjaknya harga beras.

Hasil Survei Pertanian Terpadu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pendapatan rata-rata petani kecil di Indonesia kurang dari 1 dollar AS atau sekitar Rp 15.199 per hari.

Artinya, pendapatan petani lokal hanya mencapai 341 dollar AS atau Rp 5,2 juta per tahun.

Catatan Bank Dunia menunjukkan, hanya 31 persen penduduk Indonesia yang mampu mendapatkan makanan sehat lantaran sulit membeli makanan bergizi seperti daging, telur, ikan, dan sayuran.

Lantas, mengapa harga beras di Indonesia mahal tetapi pendapatan rata-rata petani rendah?

Baca juga: Harga Beras Premium dan Medium per 1 Maret 2024, Ini Rinciannya

Evaluasi subsidi petani hingga peran pemerintah

Untuk mengatasi tingginya harga beras yang tidak sebanding dengan pendapatan rata-rata petani, Acuviarta mengimbau kepada pemerintah untuk memastikan subsidi atau bantuan untuk petani tepat sasaran dan diberikan sesuai dengan musim tanam.

Ia menyampaikan, tata kelola subsidi baik pupuk dan benih juga perlu dibenahi, termasuk masalah ekonomi yang dihadapi petani, seperti terjerat rentenir sehingga terpaksa menjual hasil panen ke tengkulak.

Di sisi lain, porsi pembelian pemerintah terhadap beras juga bisa memainkan peran cukup besar untuk mengatur harga beras di pasaran.

Saat ini, peran Bulog dalam menyerap beras hasil produksi para petani tidak lebih dari 15 persen. Artinya, 85 persen sisanya diserap oleh rantai distribusi swasta sehingga berdampak pada permainan harga beras.

"Jadi meskipun kita sudah impor atau panen raya, tapi harga beras tidak turun. Nah ini sangat miris sekali," ucap Acuviarta.

Sejak pandemi Covid-19 berakhir atau sekitar 2022 sampai sekarang, Indonesia belum dapat menstabilkan harga beras meski sudah melakukan berbagai kebijakan, seperti impor beras.

"Dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikan harga beras secara year on year itu sudah lebih dari 30 persen," kata dia.

"Harga gabah kita pernah sama dengan harga beras impor. Ini sangat mengkhawatirkan," tandas Acuviarta.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk membeberkan, harga beras di Indonesia mahal karena sejumlah hal.

Di antaranya kebijakan pemerintah terkait pembatasan impor dan kenaikan biaya produksi hingga pengetatan tata niaga melalui non tarif.

Masalah ini semestinya menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan karena Indonesia sendiri memiliki ambisi untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.

Menurut Carolyn, langkah awal yang perlu diambil adalah memastikan keterjangkauan harga pangan khususnya beras sebagai salah satu sumber gizi bagi pembentukan sumber daya manusia (SDM).

Sebelumnya, Perum Bulog menggelar mengumpulkan pelaku industri beras dari seluruh dunia Indonesia Internasional Rice Conference (IIRC) 2024 yang berlangsung di Bali. Gelaran yang dihadiri kurang lebih 17 negara produsen beras utama dunia ini membahas berbagai macam isu dalam industri beras di dunia.

Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Sonya Mamoriska Harahap menjelaskan, beras bukan sekadar tanaman pangan. Ada banyak arti di belakang beras ini seperti sumber kehidupan bagi lebih

Untuk itu, ketahanan pangan dalam hal ini beras menjadi isu seluruh masyarakat dunia. Banyak tantangan yang tengah dihadapi oleh industri beras dunia saat ini seperti perubahan iklim, gangguan ekonomi, dan ketegangan geopolitik yang memperumit lanskap produksi dan distribusi beras yang sudah kompleks.

"Ketahanan dalam konteks ini berarti lebih dari sekadar bertahan. Ini berarti berjuang di tengah kesulitan dengan mengembangkan dan menerapkan solusi efektif yang dapat mempertahankan produksi beras di tengah tantangan global ini," kata dia, Kamis (19/9/2024).

Sonya menjelaskan, pada hari ini  produksi beras dihadapkan pada serangkaian masalah yang berdampak luas pada komunitas lokal dan sistem pangan global. Salah satu tantangan paling mendesak adalah perubahan iklim.

Pola cuaca yang tidak terduga, suhu yang meningkat, dan cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan mengganggu hasil panen beras di seluruh dunia.

"Perubahan ini tidak hanya mengganggu sistem pertanian, tetapi juga memperparah kelangkaan air, sumber daya penting untuk budidaya beras.

Kopi adalah salah satu minuman yang paling populer di dunia, dan banyak orang mengandalkan secangkir kopi untuk memulai hari mereka. Namun, harga kopi sering kali dianggap mahal oleh konsumen.

Harga kopi robusta mengalami peningkatan yang signifikan belakangan ini. Sebagai salah satu jenis kopi yang banyak digunakan dalam produksi kopi instan dan campuran kopi, perubahan harga kopi robusta memiliki dampak besar pada industri kopi secara keseluruhan.

Kutipan dari Sumber Terpercaya

Menurut laporan dari Reuters, harga biji kopi robusta meningkat signifikan akibat kondisi cuaca ekstrem di Brasil dan Vietnam yang merupakan dua produsen utama biji kopi robusta di dunia. “Harga biji kopi robusta telah mencapai puncaknya dalam beberapa tahun terakhir karena kombinasi faktor cuaca buruk dan peningkatan permintaan global,” kata seorang analis dari International Coffee Organization (ICO).

Fenomena El Niño di Vietnam dan Brasil memiliki dampak signifikan terhadap produksi kopi robusta, menyebabkan penurunan hasil panen dan meningkatkan biaya produksi. Kondisi ini mempengaruhi penawaran kopi robusta di pasar global, yang kemudian menyebabkan kenaikan harga. Kombinasi faktor-faktor ini menjelaskan mengapa badai El Niño berperan penting dalam kenaikan harga kopi robusta dunia.

Harga kopi robusta yang mahal disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca yang ekstrem di negara-negara produsen utama seperti Brasil dan Vietnam, peningkatan permintaan global, kenaikan biaya produksi dan distribusi, serta kebijakan pemerintah yang mempengaruhi perdagangan kopi.

Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat lebih menghargai kompleksitas yang terlibat dalam produksi kopi dan alasan di balik harga kopi robusta yang tinggi di pasar.

Para pembeli properti dan investor harus mengetahui sejumlah alasan kenapa harga rumah mahal, harganya naik dari tahun ke tahun.

Bagi kamu yang berencana membeli rumah pertama, mungkin saja kaget kalau mengetahui harga hunian memang mahal.

Coba cek harga rumah di situs properti Rumah123.com, kamu akan menemukan hunian tipe 36/60 dengan banderol Rp500 jutaan.

Mungkin beberapa tahun lalu, harga rumah tipe yang sama masih Rp400 jutaan dan bisa jadi harganya masih terjangkau.

Namun, jangan salah ada sejumlah hal yang membuat harga hunian terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga sulit disaingi kenaikan penghasilan.

Blog Skorlife akan membahas sederetan penyebab hal ini dengan merangkum berbagai sumber media online seperti Sindonews.com, Okezone.com, Panangianschool.com, dan lainnya.

Penawaran dan permintaan

Masalah penawaran dan permintaan juga dapat memengaruhi harga kopi, lho. Penawaran dan permintaan kopi, seperti komoditas perdagangan lainnya, rentan terhadap pergerakan pasar yang cukup besar.

Saat tren kopi baru muncul dan digemari, permintaan dapat meningkat dalam waktu yang sangat cepat. Selama pasokan bisa memenuhi permintaan, dampak finansial dari tren ini cenderung tidak diperhatikan.

Tetapi dengan tren ini, sebagian besar kedai kopi umumnya akan membuat secangkir kopi dibanderol dengan harga yang begitu tinggi. Ini merupakan momentum bagus bagi penjual untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Bagaimana menurut kalian, nih? Meski Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, namun beberapa faktor dapat memengaruhi kualitas kopi sehingga para petani perlu melakukan perawatan atau mengeluarkan biaya bisnis lebih banyak.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Minum Kopi yang Bisa Berbahaya bagi Kesehatan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan alasan harga beras di Indonesia mahal hingga disebut tertinggi di kawasan ASEAN.

Menurut Jokowi, alasannya adalah Indonesia masih mengimpor beras. Impor tersebut membuat adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan dengan skema Free on Board (FOB).

Ia menjelaskan bila dihitung harga dengan skema FOB tersebut sudah cukup mahal. Harga beras FOB sendiri besarannya sekitar US$530-US$600 per ton atau sekitar Rp8 juta-Rp9 juta per ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam skema FOB sendiri, Indonesia sebagai importir harus membayar harga distribusi dari pelabuhan tempat masuknya beras ke gudang distribusi besar untuk pembeli.

Biaya distribusi atau cost freight-nya sendiri dipaparkan Jokowi mencapai US$40 per ton atau sekitar Rp606 ribu per ton.

Dengan biaya tersebut, Jokowi menyebut artinya, per tonnya harga beras impor bisa berkisar di antara Rp8,6 juta-Rp9,6 juta per ton. Nah, bila dihitung per kilogramnya, harganya sekitar Rp 8.600-9.600 per kilogram.

"Coba dilihat harga beras FOB itu berapa? Kira-kira US$530-US$600, ditambah cost freight kira-kira US$40-an, dihitung berapa. Kalau bandingkan itu mestinya di konsumen itu akan kelihatan," kata Jokowi dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (26/9).

Dia juga menyinggung harga gabah yang tadinya Rp4.200 per kg kini sudah naik menjadi Rp6.200. Dari harga tersebut, Jokowi mengatakan publik sudah bisa melihat Nilai Tukar Petani (NTP).

"Mestinya kalau harga beras baik, artinya harga gabah juga baik. Kalau harga gabah baik, artinya harga jual petani juga mestinya baik, kalau tidak ada distorsi di lapangan," ujarnya.

Sebelumnya, Bank Dunia menyebut harga beras Indonesia mahal. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Carolyn Turk menyebut harga beras di Indonesia 20 persen lebih mahal dibanding di pasar global. Harga beras di Indonesia, katanya, juga konsisten tinggi di Asean.

Kopi adalah salah satu minuman yang paling populer di dunia, dan banyak orang mengandalkan secangkir kopi untuk memulai hari mereka. Namun, harga kopi sering kali dianggap mahal oleh konsumen.

Harga kopi robusta mengalami peningkatan yang signifikan belakangan ini. Sebagai salah satu jenis kopi yang banyak digunakan dalam produksi kopi instan dan campuran kopi, perubahan harga kopi robusta memiliki dampak besar pada industri kopi secara keseluruhan.